logo

Seminari Tinggi Providentia Dei

                                                                                       

Seminari Tinggi Providentia Dei Keuskupan Surabaya

Visi

Menjadi Imam Diosesan yang cinta pada keuskupan, memiliki semangat rela berkorban, ugahari, mampu berdialog, berani menghadapi tantangan, mempunyai devosi kepada Maria dan hidup dalam kekudusan seturut teladan Yohanes Maria Vianney

Misi

  • Menyelenggarakan pembinaan calon imam yang memiliki semangat rela berkorban, ugahari, berani menghadapi tantangan zaman
  • Menciptakan iklim pembinaan yang mendukung pertumbuhan hidup rohani dalam semangat Yohanes Maria Vianey dan St. Perawan Maria dalam diri calon imam
  • Mempersiapkan calon imam yang memiliki cinta pada keuskupan dan melayani kehidupan umat dengan kompetensi teologis, pastoral, katekis, dan liturgis

Identitas Seminari Tinggi Providentia Dei Keuskupan Surabaya

Seminari Tiinggi Providentia Dei merupakan seminari diosesan yang di bawah otoritas uskup surabaya. Seminari yang biasa disingkat menjadi STPD  berdiri tanggal 4 Agustus 2009 tepat pada peringatan St. Yohanes Maria Vianney. STPD memiliki semboyan Sanctitas Et Audacia (Kesucian dan keberanian). St. Maria menjadi pelindung dari Seminari Tinggi Providentia Dei. Sebagai tempat pembinaan calon imam diosesan subaraya, Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono merupakan pendiri dari Seminari ini. Seminari ini,  terletak di Jl. Kalisari Selatan No. 9 Pakuwon City, Kecamatan mulyorejo, Kota Surabaya, Jawa Timur, Surabaya.

Romo Formator Seminari Tinggi Providentia Dei Keuskuspan Surabaya

Rektor Seminari                                              : RD. Bruno Joko Santoso

Prefek Komunitas dan Praeses IMAVI          : RD. Yohanes Benny Suwito

Ekonom dan Prefek Pastoral                           : RD. Yakobus Budi Nuroto

Prefek Spiritualitas                                          : RD. Petrus Canisius Edi Laksito

Prefek Intelektual dan Prefek Kepribadian     : RD. Stefanus Cahyono

Dekan Fakultas Filsafat UKWMS                  : RD. Agustinus Ryadi

Pendidikan dan Formatio Calon Imam Diosesan Keuskupan Surabaya

Menjadi seorang calon imam yang nantinya berkarya di keuskupan, tentu tidak lepas dari formatio dan pendidikan calon imam. Para calon imam yang terpanggil, akan menjalani proses pendidikan selama kurang lebih delapan hingga dua belas  tahun pembinaan. Para calon imam mengawalinya setelah lulus dari SMP mereka akan masuk ke seminari menengah Santo Vincentius A paulo (seminari Garum) Blitar. selama tiga tahun. Setelah lulus di seminari menengah, mereka akan masuk ke Seminari Tahun Rohani selama dua tahun. Tempat pembinaan ini diselenggarakan di jatijejer-Trawas- Mojokerto. Setelah menjalani tahun orientasi rohani selama dua tahun, barulah ia memasuki ke Seminari Tinggi Providentia Dei Keuskupan Surabaya. Di tempat inilah, mereka di bina dan menjalani pendidikan S1 filsafat dan teologi. Ia menjalani pendidikan filsafat dan teologi di Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (kampus pakuwon city) dan Institut Teologi Surabaya. Jarak antara seminari dan tempat pendidikan cukup dekat karena terletak dalam kawasan seminari tinggi providentia dei . Disini, mereka di bina selama enam tahun lamanya dan setelah mereka menuntaskan pendidikannya, ia akan di tahbiskan menjadi diakon dan menjalani pastoral selama satu tahun. Setelah menjadi diakon selama satu tahun, barulah ia di tahbiskan menjadi seorang imam diosesan keukupan surabaya.

Kunjungi kami di Media Sosial

Instagram        : @_providentiadei

Youtube          : Seminari Tinggi Providentia Dei